Kelompok persisten canggih (APG) adalah aktor ancaman canggih yang melakukan serangan dunia maya jangka panjang terhadap organisasi dan pemerintah. Salah satu kelompok tersebut, APG9, telah mendapatkan perhatian karena taktik canggih dan target profil tinggi.
APG9, juga dikenal sebagai APT9, diyakini sebagai kelompok peretasan yang disponsori negara yang berbasis di Cina. Kelompok ini telah aktif sejak setidaknya 2012 dan dikenal karena kegigihan dan taktik silumannya. APG9 dikenal karena melakukan operasi spionase dunia maya terhadap berbagai target, termasuk lembaga pemerintah, kontraktor pertahanan, perusahaan teknologi, dan organisasi hak asasi manusia.
Salah satu taktik utama yang digunakan oleh APG9 adalah Spear Phishing, di mana grup mengirimkan email yang ditargetkan ke individu dalam organisasi yang ditargetkan untuk mendapatkan akses ke sistem mereka. Email -email ini seringkali sangat meyakinkan, menggunakan teknik rekayasa sosial untuk menipu penerima agar mengklik tautan atau lampiran berbahaya. Begitu berada di dalam jaringan korban, APG9 menggunakan berbagai alat dan teknik untuk bergerak secara lateral dan mengumpulkan informasi sensitif.
APG9 juga dikenal karena penggunaan malware kustom dan eksploitasi nol-hari, yang merupakan kerentanan yang belum ditambal oleh vendor perangkat lunak. Alat -alat ini memungkinkan kelompok untuk melewati langkah -langkah keamanan dan mempertahankan akses ke sistem yang dikompromikan untuk waktu yang lama. Dalam beberapa kasus, APG9 telah diketahui menggunakan ransomware sebagai cara menghasilkan pendapatan atau menyebabkan gangguan.
Selain kemampuan teknisnya, APG9 juga dikenal karena penggunaan taktik rekayasa sosial untuk mendapatkan akses ke informasi sensitif. Grup telah diketahui menargetkan individu dengan akses ke data yang berharga, seperti eksekutif atau administrator TI, untuk mencuri kredensial atau mendapatkan akses ke sistem kritis.
APG9 telah menargetkan berbagai organisasi di berbagai industri, termasuk lembaga pemerintah, kontraktor pertahanan, perusahaan teknologi, dan organisasi hak asasi manusia. Motivasi kelompok diyakini terutama politis dan ekonomi, dengan fokus mencuri kekayaan intelektual dan mendapatkan keuntungan strategis dalam konflik geopolitik.
Untuk melindungi terhadap ancaman dari APG9 dan kelompok persisten lainnya, organisasi harus menerapkan langkah -langkah keamanan yang kuat, termasuk audit keamanan reguler, pelatihan karyawan tentang praktik terbaik cybersecurity, dan penggunaan alat deteksi ancaman canggih. Penting juga bagi organisasi untuk tetap mendapat informasi tentang ancaman dan kerentanan terbaru untuk secara proaktif bertahan terhadap serangan cyber.
Sebagai kesimpulan, APG9 adalah aktor ancaman canggih yang menimbulkan risiko signifikan bagi organisasi dan pemerintah di seluruh dunia. Dengan memahami taktik dan target kelompok, organisasi dapat bertahan lebih baik terhadap serangan cyber dan melindungi informasi sensitif mereka.